Minggu, 14 Desember 2014

abu nawas berkebun dalam penjara

Sebagai putra dari mantan kadi, Abu Nawas pun ditunjuk oleh raja menjadi kadi juga menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia. Namun dengan sopan Abunawas menolaknya.

Meskipun Abu Nawas tidak mau, namun raja tetap gigih dan meminta Abu Nawas untuk menjadi penasehat raja. Akhirnya Abunawas menerima tawaran tersebut.

Dan karena jabatan baru tersebut, Abu Nawas harus menghabiskan waktu lebih banyak di istana karena setiap saat raja membutuhkannya untuk berdiskusi, Abu Nawas tada dan siap.

Otomatis waktu bersama dengan istrinya sangat sedikit sekali. Biasanya untuk mengobati rasa rindu, Abu Nawas mengirimkan surat kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya.

Namun belakang ini, surat-surat yang akan dikirim rupanya telah dibaca terlebih dahulu oleh pengawal bahkan terkadang oleh ketua pengawal raja sendiri. Padahal surat tersebut bersifat privasi.

Abu Nawas geram, dan menyusun taktik agar si pembaca suratnya jera. Dan hari yang ditunggu pun telah tiba manakala sang istri menanyakan,
"Suamiku, kapan saatnya menanam di kebun kita?, "tanya istri.
"Istriku sayang, janganlah sekali-kali menanam di kebun kita karena di situ aku menyimpan rahasia negara," kata Abu Nawas.

Jawaban yang singkat tersebut membuat terkejut para pengawal raja. Secara diam-diam, para pengawal pergi ke kebun Abu Nawas dan mencangkul seluruh sudut kebun tersebut.

Namun apa yang terjadi?
Mereka tak menemukan apa-apa selain lelah, keringat bercucuran saja.
 Sebagai putra dari mantan kadi, Abu Nawas pun ditunjuk oleh raja menjadi kadi juga menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia. Namun dengan sopan Abunawas menolaknya.

Meskipun Abu Nawas tidak mau, namun raja tetap gigih dan meminta Abu Nawas untuk menjadi penasehat raja. Akhirnya Abunawas menerima tawaran tersebut.

Dan karena jabatan baru tersebut, Abu Nawas harus menghabiskan waktu lebih banyak di istana karena setiap saat raja membutuhkannya untuk berdiskusi, Abu Nawas tada dan siap.

Otomatis waktu bersama dengan istrinya sangat sedikit sekali. Biasanya untuk mengobati rasa rindu, Abu Nawas mengirimkan surat kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya.

Namun belakang ini, surat-surat yang akan dikirim rupanya telah dibaca terlebih dahulu oleh pengawal bahkan terkadang oleh ketua pengawal raja sendiri. Padahal surat tersebut bersifat privasi.

Abu Nawas geram, dan menyusun taktik agar si pembaca suratnya jera. Dan hari yang ditunggu pun telah tiba manakala sang istri menanyakan,
"Suamiku, kapan saatnya menanam di kebun kita?, "tanya istri.
"Istriku sayang, janganlah sekali-kali menanam di kebun kita karena di situ aku menyimpan rahasia negara," kata Abu Nawas.

Jawaban yang singkat tersebut membuat terkejut para pengawal raja. Secara diam-diam, para pengawal pergi ke kebun Abu Nawas dan mencangkul seluruh sudut kebun tersebut.

Namun apa yang terjadi?
Mereka tak menemukan apa-apa selain lelah, keringat bercucuran saja.
 Balasan surat,
"Nah, sekarang kebun kita sudah dicangkuli dan kita siap menanaminya."

Istri Abu Nawas kini dapat memulai menanam di kebun tanpa perlu susah payah mencangkul.

Sementara itu, rupanya raja mengetahui akan kelakuan pengawal-pengawalnya. Raja menilai pengawalnya tak memberikan data atau berita yang akurat.

Karenanya, raja memberhentikan mereka semua. Keputusan ini disambut gembira oleh Abu Nawas. Kini surat-suratnya benar-benar aman terkendali.


Senin, 23 Juni 2014

kisah umar dan gempa bumi

Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15).  Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."

Jika saja kedua Umar  ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras,  inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami

Rabu, 15 Januari 2014

resep nugget jamur tiram

jamur tiram biasanya hanya dijual dalam bentuk segar.sayangnya umur jamur ini hanya sampai 24 jam saja.untuk mengatasi hal ini,jamur bisa diolah lagi menjadi bentuk lain siap saji.salah satunya adalah nugget jamur dengan olahan ini jamur bisa  menghasilkan nilai tambah dan bida bertahan sampai 1 bulan dalam lemari pendingin.

bahan-bahan.

1.roti tawar tanpa kulit 5 lembar.
2.telur 2 butir dipisahkan kuning dan putihnya.
3.jamur tiram 0,5 kg diblender halus tanpa air.
4.bawang bombay 75 gram dicincang halus.
5.tepung panir.
6.bumbu sesuai selera,seperti campuran garam,merica dan bubuk pala.
7.minyakuntuk menggoreng.


cara membuatnya.
  •  roti tawar ditaruh dalam wadah dan disiram susu cair diaduk hingga hancur.
  • campurkan adonan roti dengan jamur yang telah diblender,tambahkan kuning telur,bawang bombay cincang dan bumbu.
  • ambil sedikit adonan, taruh dalam loyang dan ratakan sampai setebal 3 cm.
  • kukus adonan sekitar 20 menit setelah itu angkat dan biarkan dingin.
  • potong-potong adonan yang sudah matang sesuai selera.
  • celupkan adonan pada putih telur dan gulingkan ditepung panir secara merata.olahan ini sudah setengah jadi dan bisa disimpan dalam lemari pendingin.
  • apabila ingin dihidangkan nugget tersebut digoreng sampai kecoklatan.