Menghidupkan gerakan shalat subuh berjamaah merupakan gerakan fositif
memakmurkan masjid. Gerakan ini perlu diapresiasi karena dapat mengisi
shaf-shaf kosong di masjid. Secara psikologi umat Islam pun semangat
shalat subuh berjamaah di masjid dan cukup antusias. Namun, kegiatan
ini, bukanlah puncak dari perjuangan, tapi awal dari langkah perjuangan.
Perjuangan shalat berjamaah masih panjang karena ada empat shalat
wajib lagi belum terorganisir pelaksanaanya yaitu shalat Zuhur, Asar,
Magrib, dan Isya. Keempat shalat ini hukumnya wajib seperti wajibnya
shalat Subuh. Keutamaan yang terkandung di dalamnya pun berbeda-beda dan
tidak bisa dibandingkan dengan shalat wajib lainnya termasuk shalat
Subuh karena memiliki porsi masing-masing. Sangat keliru jika ibadah itu
dibedakan hanya faktor keutamaan yang terkandung dalam ibadah yang
dimaksud.
Pelaksanaan shalat wajib pasti akan lebih baik dilakukan berjamaah di
masjid daripada di rumah termasuk shalat kaum perempuan. Banyak ayat
dan hadis Nabi SAW memuat dorongan dan keutamaan shalat berjamaah di
masjid. Selain itu banyak juga ancaman kepada orang yang mengabaikan
salat berjamaah di masjid.
Disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]:45, ”Jadikan sabar dan salat
itu sebagai penolongmu”. Kalau salat kita belum mendatangkan energi
postif dan akhlak mulia maka besar kemungkinan salat kita belum diterima
Allah SWT sebagaimana sabda Nabi SAW. “Pada hari kiamat nanti ada orang
yang membawa salatnya kepada Allah SWT. Kemudia dia mempersembahkan
salatnya kepada Allah SWT. Lalu salatnya dilipat-lipat seperti
dilipatnya pakaian kumal kemudian ditamparkan kewajahnya. Allah menolak
amal ibadah salatnya.
Dalam hadis yang lain disebutkan, Nabi SAW bersabda; “Jika salat
seseorang tidak mencegah dia dari kemungkaran, maka salatnya tidak
menambah sesuatu kecuali salatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari
Allah sSWT”.
Selain itu, Nabi bersabda, akan datang suatu zaman di mana
orang-orang berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah tetapi tidak
seorang pun di antara mereka yang mukmin. Empat belas abad yang lalu
Nabi SAW telah memprediksi bahwa akan datang satu zaman, masjid-masjid
mereka makmur dan damai, tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama
dan intelektual mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di
permukaan bumi.
Mengapa shalat yang mereka lakukan tidak dianggap sebagai tanda orang
beriman ? Dan mengapa orang yang salat di masjid itu kosong dari
hidayah ? Hal ini menunjukkan bahwa salat bukanlah tanda satu-satunya
bahwa seorang yang melakukannya otomatis disebut mukmin dan dapat
hidayah tetapi itu baru tanda bahwa yang melakukannya adalah seorang
Muslim.
Tanda orang mukmin selain shalat masih banyak yang perlu diperhatikan
seperti sabda Nabi SAW bahwa siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhirat hendaklah dia menghormati tetangganya.
Dalam hadis yang lain,
hendaklah dia senang menyambung silaturahim atau tali persaudaraan.
Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhirat, hendaklah dia
berbicara yang benar, jika tidak mampu berbicara dengan benar maka lebih
baik dia diam diri. Pada hadis lain, tidak dianggap sebagai orang
beriman apabila seseorang tidur dalam keadaan kenyang sementara para
tetangga kepalaran.
Secara tersirat Nabi menyampaikan bahwa nanti akan datang suatu
zaman, orang-orang berkumpul di masjid untuk menegakkan shalat
berjamaah, tetapi tidak akur dengan tetangga di sampingnya baik yang
Muslim dan non-Muslim, memutuskan tali silaturahim termasuk tidak
menyambungkan tali silaturahim di antara sesama Muslim. Mereka
menyebarkan fitnah dan menuduh yang tidak layak terhadap kaum muslimin
lainnya. Mereka melaksanakan shalat, tetapi sulit mengucapkan perkataan
yang benar, tidak bisa berlaku adil baik kepada sesama Muslim apalagi di
luar Islam. Mereka shalat, tetapi mengabaikan tanggung jawab sosial
dengan acuh tak acuh atas penderitaan yang dirasakan oleh sesama
manusia.
Dalam hadis Qudsi dijelaskan kriteria shalat yang diterima Allah SWT;
Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya akan menerima shalat dari orang yang
dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak
sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulang maksiat
kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang
menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan
menyuruh malaikat-Ku untuk menjaganya. Jika dia berdoa kepada-Ku, Aku
akan ijabah. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti
perumpamaan firdaus di Surga.
Tanda-tanda salat yang diterima oleh Allah SWT berdasarkan hadis
Qudsi tersebut, di antaranya; Pertama, merendahkan diri. Dia datang
melaksanakan salat dengan merendahkan diri hanya pada-Nya. Jiwa yang
merendahkan diri disebut jiwa khusyu jauh dari sifat ujub dan riya.
Kedua, tidak sombong sesama makhluk Allah SWT.
Menurut Imam Ghazali, orang takabur adalah orang yang merasa dirinya
lebih besar daripada orang lain dan dia memandang enteng dan hina orang
lain. Sifat sombong ini bisanya muncul karena faktor ilmu, amal,
keturunan, kekayaan, anak buah, kecakapan dan kecantikan. Puncak dari
kesombongan adalah menolak eksistensi al-Haq (Allah SWT) dan menolak
kebenaran yang datang dari-Nya karena yang menyampaikannya adalah orang
yang tidak bertitel, statusnya lebih rendah dari dirinya, pahamnya
berbeda dengan diri, kelompok, dan alirannya.
Ketiga, tidak maksiat pada Allah SWT. Tanda orang yang diterima
salatnya oleh Allah SWT mampu mengendalikan nafsunya. Di akhirat kelak
ada beberapa kelompok manusia yang mendapat perlindungan karena
amalannya di dunia yaitu orang yang diajak kencan oleh seorang perempuan
yang cantik dan memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi tapi dia
menolak ajakannya seraya berkata; “Aku takut kepada Allah SWT. Sikapnya
seperti Yusuf saat Zulaikha menggoda dirinya.
Keempat, memiliki jiwa solidaritas sosial tinggi. Tanda salat yang
diterima bukan hanya berdiri lama, melakukan ruku, dan sujud yang
panjang dalam salat tetapi ia aktif memikirkan dan mencari solusi
penderitaan yang menimpa sesamanya. Dia menyisihkan waktu dan rizkinya
untuk ikut serta membahagiakn orang lain.
Kriteria salat yang diterima dan kekhususannya penting ditafakuri
sebagai tolok ukur salat berjamaah kita. Rasulullah menegaskan, Ada dua
orang umatku yang melakukan salat, yang ruku dan sujud sama akan tetapi
nilai salatnya kedua orang itu jauhnya antara langit dan bumi. Perbedaan
ini karena salat mereka tidak termasuk kriteria salat yang diterima
oleh Allah SWT.
Minggu, 27 November 2016
Rabu, 17 Agustus 2016
ayo tumbuhkan semangat berkorban untuk kemajuan bangsa
banyak orang lupa bahwa salah satu penyebab keterpurukan bangsa ini karena kurangnya perhatian dalam hal berkorban.padahal berkorban merupakan pintu untuk menuju kejayaan bangsa.untuk menyelamatkan masa depan bangsa ini pengorbanan mutlak diperlukan.kerusakan moral dan bangsa ini adalah akibat hilangnya pengorbanan.banyak orang yang mengabdikan diri untuk kemajuan masyarakat dan bangsanya,namun tidak memikirkan tentang apayang bisa mereka berikan,tapi hanya memikirkan apa yang mereka dapatkan.seharusnya kita memberikan kontribusi dan manfaat yang berguna bagi kemajuan bangsa,bukan malah menarik keuntungan dari situasi buruk yang sedang mendera bangsa.
sikap mau berkorban harus dilandasi nilai-nilai ideologi yang kuat kepada ALLAH SWT. sikap tersebut harus kita yakini sebagai perintah ALLAH yang akan mendatangkan nilai kemashlatan bagi kehidupan kita.sebab ALLAH tidak akan menguji seorang hamba melainkan ia dapat melaluinya.ujian ALLAH akan menempatkan hamba-NYA pada kedudukan yang lebih tinggi dan mengantarkan pada kebahagiaan hakiki didunia dan akhirat.
pengorbanan yang berangkat dari ideolaogi islam dilakukan hanya untuk ALLAH.dengan dasar pemahaman ini apa yang akan kita lakukan hanyalah untuk kebaikan.seluruh pengorbanan yang ditujukan untuk ALLAH adalah upaya potensi maksimal.ALLAH mengetahui sekecil dan sebesar apa kebaikan yang dilakukan hamba-NYA.mrasakan akan kehadiran ALLAH dalam relung kehidupan kita akan menumbuhkan semangat diri untuk berkarya dan beraktivitas secara profesional.
kita harus optimis dan yakin akan hari esok selama mau menyingsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguh dalam berusaha.sunnatullah dan sejarah telah menunjukkan kepada kita betapa perubahan nasib selalu menyertai orang-orang yang memiliki keyakinan bahwa hari esok akan lebih baik sambil berusaha bekerja mewujudkannya,disamping bertawakkal kepadaALLAH SWT.
mari kita siapkan diri,keluarga dan masyarakat kita untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.selain itu,kita juga tidak boleh lupa untuk terus mengumandangkan amar maruf nahi munkar mulai dari diri kita keluarga kita dan masyarakat yang ada disekitar kita.
Minggu, 27 Maret 2016
melancarkan rezeki dengan surat al-waqi'ah
surat al-waqi'ah adalah surat ke 56 dari 114 surat dalam alqur'an,terdiri dari 96 ayat dan termasuk golongan surat makkiyah.dinamakan al-waqi'ah karen diambil dari kata yang ad di ayat pertama idzaa waqa'atil waaqi'ah.
Nabi Muhammad SAW menyebut surat al-waqi'ah sebagai "suratul ghinah".yakni surat yang dapat menyebabkan pembacanya akan dilapangkan rizkinya oleh ALLAH.sebagai mana disebutkan dalam sebuah hadits.
"barang siapa membaca surat al-waqi'ah setiap malam maka orang tersebut tidak akan tertimpa kemiskinan.sebab surat al-waqi'ah adalah surat kaya,maka bacalah dan ajarkan kepada anak-anakmu".
"barang siapa membaca surat al-waqi'ah setiap malam maka orang tersebut tidak akan tertimpa kemiskinan.sebab surat al-waqi'ah adalah surat kaya,maka bacalah dan ajarkan kepada anak-anakmu".
dalam kitab khzinatul asrar,imam ja'far berkata" barang siapa yang membaca surat al-waqi'ah pagi hari ketika akan berangkat kerja,maka ALLH akan memperlancar rizkinya sekaligus akan mendatangkan hajatnya.dan barangsiapa yang membacanya pada waktu pagi dan sore,maka ia tidak akan kelaparan tau kehausan dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnahnya,bahkan fitnah tersebut akan kembali kepada orang yang memfitnah itu.
maka atas dasar ini keutamaan surat al-waq'iah dapat memperlancar rizki dan menjauhkan kemiskinan bagi siapa saja yang rutin membacanya. maka apabila kita ingin agar diberi kelancaran rizki dan dijauhkan dari kemiskinan hendaknya kita memperbanyak membaca surat al-waqi'ah sambil berharap bahwa ALLAH berkenan mengabulkan keinginan kita.
Minggu, 20 Maret 2016
kisah seorang pengemis dan si kaya yang kikir
Ada seorang pengemis berjalan menyelusuri pinggiran dan bertemu sebuah
gedung yang megah. di dalamnya ada penghuni yang ternyata adalah orang
kaya yang bakhil.
"tolong tuan, saya orang yang tak punya." kata pengemis itu.
"mau apa?" tanya sikaya yang kikir itu.
"sedekahlah, tuan." kata si pengemis.
"tidak ada uang kecil," jawab si kikir.
"yang besar juga boleh," kata si pengemis.
"yang kecil saja tidak ada, apalagi yang besar," jawab si kikir.
Pengemis itu mendongkol, dan tetap ngotot mengemis di tempat itu.
"saya minta makan saja tuan," kata si pengemis itu.
"tidak ada," jawab si kikir tambah jengkel.
"sisa-sisa nasi juga boleh." kata si pengemis.
"tidak punya." kata si kikir itu dengan segala kejengkelannya.
"pakaian bekas, barangkali tuan." kata si pengemis.
"tidak ada." kata si kaya kikir itu.
"yang baru juga boleh." kata si pengemis lagi memelas.
"yang bekas saja tidak ada, apalagi yang baru." kata si kikir.
"kalau begitut saya minta minum tuan, saya haus." kata si pengemis.
"tidak ada." jawab si kikir makin jengkel.
"jadi apa artinya tuan tinggal di gedung yang mewah dan indah ini,
ternyata tidak punya apa-apa. sebaiknya tuan ikut saya saja." kata si
pengemis.
"ikut kamu? Kemana?" tanya si kikir itu.
"mengemis bersama saya.tuan tidak punya apa-apa lagi, kan?" kata si
pengemis itu.
"kurang ajar." kata si kikir itu sambil menghardik.
gedung yang megah. di dalamnya ada penghuni yang ternyata adalah orang
kaya yang bakhil.
"tolong tuan, saya orang yang tak punya." kata pengemis itu.
"mau apa?" tanya sikaya yang kikir itu.
"sedekahlah, tuan." kata si pengemis.
"tidak ada uang kecil," jawab si kikir.
"yang besar juga boleh," kata si pengemis.
"yang kecil saja tidak ada, apalagi yang besar," jawab si kikir.
Pengemis itu mendongkol, dan tetap ngotot mengemis di tempat itu.
"saya minta makan saja tuan," kata si pengemis itu.
"tidak ada," jawab si kikir tambah jengkel.
"sisa-sisa nasi juga boleh." kata si pengemis.
"tidak punya." kata si kikir itu dengan segala kejengkelannya.
"pakaian bekas, barangkali tuan." kata si pengemis.
"tidak ada." kata si kaya kikir itu.
"yang baru juga boleh." kata si pengemis lagi memelas.
"yang bekas saja tidak ada, apalagi yang baru." kata si kikir.
"kalau begitut saya minta minum tuan, saya haus." kata si pengemis.
"tidak ada." jawab si kikir makin jengkel.
"jadi apa artinya tuan tinggal di gedung yang mewah dan indah ini,
ternyata tidak punya apa-apa. sebaiknya tuan ikut saya saja." kata si
pengemis.
"ikut kamu? Kemana?" tanya si kikir itu.
"mengemis bersama saya.tuan tidak punya apa-apa lagi, kan?" kata si
pengemis itu.
"kurang ajar." kata si kikir itu sambil menghardik.
Sabtu, 19 Maret 2016
modal utama bebisnis tidak harus uang
Memulai bisnis atau usaha tanpa modal adalah hal yang muskil. Alias
tidak mungkin. Semua bisnis tetap membutuhkan modal. Entah itu berupa
uang, aset yang Anda miliki saat ini, skill, ilmu, atau kesempurnaan
akal dan fisik Anda.
Semua bisa diartikan sebagai modal. Namun, bila Anda selalu mengkonotasikan modal dalam bentuk uang, banyak orang menilai hal itu salah.
Mengapa? Allah Yang Maha Pemurah, telah mengkaruniakan kesempurnaan akal dan fisik bagi Anda. Sebetulnya dengan akal dan fisik itu, telah lebih dari cukup untuk dijadikan modal dalam memulai sebuah bisnis. Sayangnya, selama ini mindset kita terkungkung pada pengertian bahwa modal sama dengan uang. Tidak salah memang, hanya saja bila pada satu titik Anda berposisi sebagai orang yang tak punya cukup uang, tapi semangat Anda untuk berbisnis tinggi. Apa yang Anda lakukan? Belum lagi bila Anda ‘tertekan’ oleh kebutuhan yang kian menggunung. Sekali lagi, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tega memberi nafkah keluarga dengan cara-cara culas, kotor dan yang diharamkan Allah? Na’udzubillahimindzalik.
Harus diakui banyak keterbatasan dalam memulai bisnis. Dan hal itu adalah lumrah. Tapi bukan berarti menjadi penghalang bagi orang untuk melangkah dalam dunia bisnis. Bagaimana mungkin jika Anda tidak memiliki kesemua itu, kemudian menginginkan sukses dalam berbisnis?
Sekali lagi, cobalah untuk berpikir secara lebih bijak bahwa modal tidaklah identik dengan uang. Ada sekian banyak potensi dalam diri Anda yang bisa dimanfaatkan untuk memulai bisnis. Karenanya, inventarisir potensi Anda lalu berdayakan secara maksimal.
Anda memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan baik dan pergaulan yang luas pun sebenarnya cukup dijadikan modal. Tak perlu keluar uang. Dengan sedikit sentuhan kreativitas, Anda bisa memanfaatkan kelebihan Anda tersebut dijalur bisnis jasa. Keahlian komunikasi Anda bisa menjadi pintu masuk bagi rejeki. Dan beragam jenis bisnis ini. Mulai dari konsultan, guide, hingga makelar. Tentu, kesemua itu mesti disinergikan dengan ilmu. Dan ujungnya tetap bergantung kepada kemauan Anda. Tindakan Anda adalah bentuk eksekusi atas ide-ide besar dan kemauan Anda tersebut.
Jangan berfikiran semua orang yang memiliki kekuatan finansial bisa memanfaatkan uangnya untuk berbisnis. Justru tak jarang di antara mereka menyerahkan orang lain untuk ‘memainkan’ uangnya. Nah, ini pun juga menjadi kesempatan emas bagi Anda untuk mengambil peran. Yakni, menjadikan mereka sebagai investor untuk bisnis tertentu. Atau disaat yang sama Anda juga bisa menghadirkan pihak lain yang memiliki kemampuan beda. Pertemukan mereka dalam kongsi bisnis yang saling menguntungkan. Bila perlu libatkan diri Anda lebih dalam dari bisnis yang mereka garap. Ya, kesemuanya itu bermula dari skill Anda berkomunikasi, mudah bergaul dan terbuka. Nah, apakah itu membutuhkan modal banyak.
Itu belum seberapa. Masih banyak anugrah Allah yang Anda miliki yang bisa dimanfaatkan untuk mendulang rejeki. Contoh lain, Anda akan dapat dengan mudah mendapatkan uang dengan hanya memanfaatkan kecerdasan, kejelian dan kreativitas Anda. Yakni, dengan menjual ide-ide besar bagi orang lain. Meski dalam tataran konsep, tidak jarang orang-orang akan terbantu dengan ide Anda. Bisa jadi ide-ide Anda menjadi pemecah kebuntuan yang terjadi di perusahaan. Atau malah menjadi penyumbang bagi sebuah ‘lompatan’ untuk perusahaan agar lebih maju. Yakinlah, kemungkinankemungkinan itu pasti ada.
Karenanya, gali lebih dalam potensi yang Anda miliki. Siapa tahu, potensi terpendam itu akan muncul. Dan akan ‘meledak’ menjadi serpihan rejeki yang berlimpah. Tiba saatnya Anda fokus dengan diri Anda sendiri. Bila perlu sejenak ‘tulikan’ telingan Anda terhadap pembicaraan orang kebanyakan. Bahwa modal sama dengan uang. Sebenarnya, cukuplah kita mengandalkan potensi, anugrah yang Allah berikan kepada kita. Hanya saja semua berpulang kepada sikap dan kemauan Anda. Allah telah sediakan semuanya. Kini tinggal kita, Anda, manusia ini yang menindaklanjutinya. Bersyukur lalu mengamalkannya atau malah kufur lantas dimanfaatkan untuk hal-hal yang dilarang Allah.
Pun demikian, ada suatu catatan menarik bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan, harus menandai diri dengan langkah yang bermodal seadanya. Seorang wirausahawan tidak akan tergantung sama sekali dengan modal (baca: uang). Ada atau tidak ada modal, maka seorang wirausahawan akan tetap menggunakan potensi dalam dirinya untuk berbisnis. Wirausahawan harus bisa menggali modal dari mana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Wirausahawan harus mampu menciptakan nilai tambah bagi keterbatasan. Otak Anda yang kreatif adalah modal utama untuk memulai bisnis. Jaringan persahabatan (network) juga merupakan modal dan seluruh potensi yang ada dalam diri Anda bisa dijadikan sebagai modal. Bodoh adalah modal untuk menjadi pandai. Miskin adalah modal untuk jadi kaya. Tidak punya modal adalah modal untuk mempunyai modal.
Semua mahfum, bila memulai bisnis bukanlah sesuatu yang mudah. Karena bisnis adalah sebuah proses yang sangat dinamis. Bisnis akan terus membutuhkan kreatifitas dan ide-ide cerdas untuk menyikapi perkembangan lingkungan. Bisnis tidak berhenti pada satu titik tertentu. Semua tergantung sejauh dan sebesar apa kemauan Anda untuk melakukannya. Bermula dari kemauan lalu ditindaklanjuti dengan tindakan meski sederhana adalah kunci pembuka bagi langkahlangkah besar ke depan.
Kini pertanyaannya berujung pada mindset Anda. Mindset atau pola pikir penting untuk mengawali semua rencana membangun sebuah bisnis. Anda harus mempunyai keyakinan, kepercayaan, keseriusan, disiplin dan keinginan yang kuat untuk membangun sebuah bisnis yang sukses. Yang penting adalah miliki pola pikir. Pola pikir bisnis itu bisa dipupuk kalau Anda merasa belum memilikinya. Sebetulnya setiap orang punya, namun terkadang sejak kecil, tanpa sadar kita dibesarkan di lingkungan keluarga yang justru ‘mematikan’ pola pikir bisnis tadi.
Nah, kini disaat Anda dalam kesadaran tinggi, mulailah mencari ide bisnis. Manfaatkan kesempurnaan akal dan fisik Anda sebagai sumber modal. Jangan kungkung pikiran Anda dengan hal-hal yang selama ini membatasi. Karena sekali lagi, hakikat modal tidak selamanya berwujud uang. Tapi, Anda dengan segenap anugrah dari Allah yang dimiliki adalah modal yang luar biasa.
Semua bisa diartikan sebagai modal. Namun, bila Anda selalu mengkonotasikan modal dalam bentuk uang, banyak orang menilai hal itu salah.
Mengapa? Allah Yang Maha Pemurah, telah mengkaruniakan kesempurnaan akal dan fisik bagi Anda. Sebetulnya dengan akal dan fisik itu, telah lebih dari cukup untuk dijadikan modal dalam memulai sebuah bisnis. Sayangnya, selama ini mindset kita terkungkung pada pengertian bahwa modal sama dengan uang. Tidak salah memang, hanya saja bila pada satu titik Anda berposisi sebagai orang yang tak punya cukup uang, tapi semangat Anda untuk berbisnis tinggi. Apa yang Anda lakukan? Belum lagi bila Anda ‘tertekan’ oleh kebutuhan yang kian menggunung. Sekali lagi, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tega memberi nafkah keluarga dengan cara-cara culas, kotor dan yang diharamkan Allah? Na’udzubillahimindzalik.
Harus diakui banyak keterbatasan dalam memulai bisnis. Dan hal itu adalah lumrah. Tapi bukan berarti menjadi penghalang bagi orang untuk melangkah dalam dunia bisnis. Bagaimana mungkin jika Anda tidak memiliki kesemua itu, kemudian menginginkan sukses dalam berbisnis?
Sekali lagi, cobalah untuk berpikir secara lebih bijak bahwa modal tidaklah identik dengan uang. Ada sekian banyak potensi dalam diri Anda yang bisa dimanfaatkan untuk memulai bisnis. Karenanya, inventarisir potensi Anda lalu berdayakan secara maksimal.
Anda memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan baik dan pergaulan yang luas pun sebenarnya cukup dijadikan modal. Tak perlu keluar uang. Dengan sedikit sentuhan kreativitas, Anda bisa memanfaatkan kelebihan Anda tersebut dijalur bisnis jasa. Keahlian komunikasi Anda bisa menjadi pintu masuk bagi rejeki. Dan beragam jenis bisnis ini. Mulai dari konsultan, guide, hingga makelar. Tentu, kesemua itu mesti disinergikan dengan ilmu. Dan ujungnya tetap bergantung kepada kemauan Anda. Tindakan Anda adalah bentuk eksekusi atas ide-ide besar dan kemauan Anda tersebut.
Jangan berfikiran semua orang yang memiliki kekuatan finansial bisa memanfaatkan uangnya untuk berbisnis. Justru tak jarang di antara mereka menyerahkan orang lain untuk ‘memainkan’ uangnya. Nah, ini pun juga menjadi kesempatan emas bagi Anda untuk mengambil peran. Yakni, menjadikan mereka sebagai investor untuk bisnis tertentu. Atau disaat yang sama Anda juga bisa menghadirkan pihak lain yang memiliki kemampuan beda. Pertemukan mereka dalam kongsi bisnis yang saling menguntungkan. Bila perlu libatkan diri Anda lebih dalam dari bisnis yang mereka garap. Ya, kesemuanya itu bermula dari skill Anda berkomunikasi, mudah bergaul dan terbuka. Nah, apakah itu membutuhkan modal banyak.
Itu belum seberapa. Masih banyak anugrah Allah yang Anda miliki yang bisa dimanfaatkan untuk mendulang rejeki. Contoh lain, Anda akan dapat dengan mudah mendapatkan uang dengan hanya memanfaatkan kecerdasan, kejelian dan kreativitas Anda. Yakni, dengan menjual ide-ide besar bagi orang lain. Meski dalam tataran konsep, tidak jarang orang-orang akan terbantu dengan ide Anda. Bisa jadi ide-ide Anda menjadi pemecah kebuntuan yang terjadi di perusahaan. Atau malah menjadi penyumbang bagi sebuah ‘lompatan’ untuk perusahaan agar lebih maju. Yakinlah, kemungkinankemungkinan itu pasti ada.
Karenanya, gali lebih dalam potensi yang Anda miliki. Siapa tahu, potensi terpendam itu akan muncul. Dan akan ‘meledak’ menjadi serpihan rejeki yang berlimpah. Tiba saatnya Anda fokus dengan diri Anda sendiri. Bila perlu sejenak ‘tulikan’ telingan Anda terhadap pembicaraan orang kebanyakan. Bahwa modal sama dengan uang. Sebenarnya, cukuplah kita mengandalkan potensi, anugrah yang Allah berikan kepada kita. Hanya saja semua berpulang kepada sikap dan kemauan Anda. Allah telah sediakan semuanya. Kini tinggal kita, Anda, manusia ini yang menindaklanjutinya. Bersyukur lalu mengamalkannya atau malah kufur lantas dimanfaatkan untuk hal-hal yang dilarang Allah.
Pun demikian, ada suatu catatan menarik bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan, harus menandai diri dengan langkah yang bermodal seadanya. Seorang wirausahawan tidak akan tergantung sama sekali dengan modal (baca: uang). Ada atau tidak ada modal, maka seorang wirausahawan akan tetap menggunakan potensi dalam dirinya untuk berbisnis. Wirausahawan harus bisa menggali modal dari mana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Wirausahawan harus mampu menciptakan nilai tambah bagi keterbatasan. Otak Anda yang kreatif adalah modal utama untuk memulai bisnis. Jaringan persahabatan (network) juga merupakan modal dan seluruh potensi yang ada dalam diri Anda bisa dijadikan sebagai modal. Bodoh adalah modal untuk menjadi pandai. Miskin adalah modal untuk jadi kaya. Tidak punya modal adalah modal untuk mempunyai modal.
Semua mahfum, bila memulai bisnis bukanlah sesuatu yang mudah. Karena bisnis adalah sebuah proses yang sangat dinamis. Bisnis akan terus membutuhkan kreatifitas dan ide-ide cerdas untuk menyikapi perkembangan lingkungan. Bisnis tidak berhenti pada satu titik tertentu. Semua tergantung sejauh dan sebesar apa kemauan Anda untuk melakukannya. Bermula dari kemauan lalu ditindaklanjuti dengan tindakan meski sederhana adalah kunci pembuka bagi langkahlangkah besar ke depan.
Kini pertanyaannya berujung pada mindset Anda. Mindset atau pola pikir penting untuk mengawali semua rencana membangun sebuah bisnis. Anda harus mempunyai keyakinan, kepercayaan, keseriusan, disiplin dan keinginan yang kuat untuk membangun sebuah bisnis yang sukses. Yang penting adalah miliki pola pikir. Pola pikir bisnis itu bisa dipupuk kalau Anda merasa belum memilikinya. Sebetulnya setiap orang punya, namun terkadang sejak kecil, tanpa sadar kita dibesarkan di lingkungan keluarga yang justru ‘mematikan’ pola pikir bisnis tadi.
Nah, kini disaat Anda dalam kesadaran tinggi, mulailah mencari ide bisnis. Manfaatkan kesempurnaan akal dan fisik Anda sebagai sumber modal. Jangan kungkung pikiran Anda dengan hal-hal yang selama ini membatasi. Karena sekali lagi, hakikat modal tidak selamanya berwujud uang. Tapi, Anda dengan segenap anugrah dari Allah yang dimiliki adalah modal yang luar biasa.
Sumber: Majalah Cetak Pengusaha Muslim
Langganan:
Postingan (Atom)